Terimakasih Banyak Mbak Rere, Mbak Desna, dan Mas Andreas
dari Kapanlagi.com
Ancaman UU ITE, KUHP, KUHAP, dan Kesadaran Media Cyber Indonesia:
Marissa Haque Fawzi
Memang
benar tak perduli jenis bisnisnya seperti apa, namun dampak seperti
apa bagi mereka yang melanggar hukum akan sama dirasakan bagi yang
terkena. Terutama terhadap kejahatan ITE ditambah dengan delik pidana
dari KUHP dan KUHAP, sanksi yang dikenakan sungguh tak enak!
Manajemen kapanlagi.com menerima ‘uluran tangan’perdamaianku, dan
kedepannya justru saya ingin bergandengan tangan menuju tim yang
berkembang menciptakan karya nyata seperti masa-masa produktifku saat
menjadi Managing Director PT. Rana Artha Mulia Films. Tuntutanku terhadap kapanlagi.com telah kucabut, subhanallah lancar adanya karena terdapatnya keinginan kuat dari kedua belah pihak untuk berdamai.
Namun
dari tiga entitas yang kutuntut hanyalah kapanlagi.com yang menyambut
sangat terbuka alias manis dan menyenangkan hati uluran perdamaianku.
Yang terbuka namun dengan setengah hati adalah kompasiana.com yang
dipimpin oleh Kang Pepih Nugraha. Saat kutelpon, beliau memang selalu
ramah dan hangat khas Wargi Urang alias Orang Sunda sehingga saya
tidak faham yang bersangkutan sedang betulan ramah atau ‘terpaksa’
ramah karena harus berdiplomasi terhadap umpan balik berupa kritikan
atas kebijakannya membiarkan pencemaran nama baik serta perbuatan tidak
menyenangkan yang menyudutkan pribadi saya dan suami atas nama beberapa
orang yang saya masukkan kedalam sub-tuntutan terhadap manajemen
kompasiana.com. Bahkan sayapun tidak sepenuhnya faham saat Kang Pepih
Nugraha mengatakan ke saya: “ …ya jangan semuanya dihapus dong.” Ups! Sumpah saya ndak
faham Kang Pepih… Mohon dengan segala kerendahan hati saat Kamis siang
atau sore setelah saya dariPolda Metro Jaya menemui Bu AKP Tesa
Theresia dan Pak AKBP Reinhard Silitonga saya diberi waktu untuk
mendatangi kantor Kang Pepih di Kompas daerah Pal Merah, Jakarta Pusat
untuk penjelasan lebih lanjut. Karena Kang Pepih sudah dua kali resmi
mendapatkan panggilan tertulis untuk dilidik oleh Polda Metro Jaya atas
laporanku namun tidak diindahkan. Saya hanya kasihan terhadap Kang
Pepih, kalau panggilan ketiga tetap tidak dihiraukan maka atasan Kang
Pepih akan mendapatkan tembusannya untuk minggu depannya akan dijemput
paksa oleh tim Lidik Polda Metro Jaya. Saya tidak main-main dalam
masalah ini…namun saya coba pendekatan personal sekali lagi dalam minggu
ini dengan harapan ada perubahan sikap dari manajemen puncak
kompasiana.com. Saya hanya ingin melindungi serta mempertahankan nama
baik keluarga saya secara keseluruhan, tak ingin mencari musuh, apalagi
dengan salah satu putra terbaik Kompas yang selama ini telah berhasil
membesarkan kompasiana.com. Karena sekali lagi kami sekeluarga
berprinsip bahwa satu musuh terlalu banyak serta seribu teman terlalu
sedikit!
Yang terparah adalah manajemen inilah.com. Saya pikir mereka akan mendapat sanksi terberat,
karena selain tidak mengindahkan panggilan dari Polda Metro Jaya,
mereka 'menantang' Polisi dengan mengatakan bahwa “…memangnya para
perwira Polisi itu nggak ada kerjaan apa ngurusin beritanya Marissa
Haque dan Ikang Fawzi?!” Saya telah meneruskan apa yang dikatakan oleh
oknum pimpinan tertinggi manajemen inilah.com apa adanya. Biarlah kalau
begitu hukum yang akan berbicara kepada mereka. Saya telah menyatakan
keberatan saya terhadap apa yangselama ini mereka lakukan kepada
keluarga kami. Memang sih… menurut Damay salah seorang waratawati
yunior di Tangsel, Banten, mereka adalah teman-teman Damay saat
menjadi wartawati LAMER atau Lampu Merah—wartawan gossip dengan prinsip
bad news is a good news! Sebagian dari mereka bekerja untuk
publikasi Pemda di Propinsi Banten, sehingga saya menjadi agak
curiga…jangan-jangan memang berita minor tersebut adalah “pesanan” dari
seseorang yang punya kepentingan politik di Banten dan akan bertarung
untuk kembali jadi pemenang kedepannya? Bukankah secara terbuka telah
saya katakana sudah muak dengan Banten, dan ingin melihat anak-cucu
Banten asli berjuang untuk tanah kelahiran mereka? Well…saya hanya anak-menantu wong
Banten, tidak lebih…perjuangan saya adalah bagaimana mampu turut
mengggiring keluargaku kedalam suasana harmoni dan damai serta dipenuhi
dengan nur Illahiah. Mengajak mereka semua—termasuk yang dekat
di hati—belajar sabar dalam menebar kebaikan serta mengabil nilai
positif dari setiap kejadian dalam hidup ini.
Allahu Akbar!